Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Wahhabi yang diwakilkan terhadap pemahaman Ustadz Yazid Jawaz.
Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Wahhabi yang diwakilkan terhadap pemahaman Ustadz Yazid Jawaz.
Karena itu saya sangat prihatin terbit sebuah buku dengan judul "Mulia dengan manhaj salaf". Judulnya bagus betul. Diterbitka n oleh pustaka At Taqwa, Yang menulis Yazid bin Abdul Qodir.
Apalagi umat Islam dari kalangan Asy'ari dan Maturidi yang sudah 1200 tahun lebih secara representa tif mewakili Ahlussunna h wal Jama'ah. Wahhabi baru lahir kemarin, terus ingin mengkafirk an ASy'ari. Memang selama ini 1000 tahun yang disebut Ahlussunna h itu siapa?
Begini, kita tidak bisa menggenera lisasi semua Syiah sesat atau semua Syiah tidak sesat. Sebab orang Syiah pun merngakui bahwa di internal Syiah pun terdapat macam-maca m golongan, dan di dalamnya ada pula yang sesat, yakni yang menuhankan Ali, meyakini Jibril salah menyampaik an risalah, dan al-Quran yang seharusnya lebih tebal daripada sekarang. Itu ada dan diakui oleh Syiah mainstream . Dalam hal ini, yang dimaksudka n dengan fatwa MUI tadi adalah Syiah yang semacam itu.
Insyaallah tragedi tersebut tidak akan terjadi, jika mereka mau menjalanka n tasawuf dengan minimal mengingat perkataan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, “jika kamu tidak melihat-Ny a maka sesungguhn ya Dia melihatmu. ’ (HR Muslim 11)
Tulisan ini kami sampaikan tidaklah untuk menumbuhka n rasa kebencian atau bahkan rasa takut atau rasa khawatir dan bersedih hati terhadap Amerika atau kaum Zionis Yahudi.
Berikut kutipan transkrip dari video yang pertama
**** awal kutipan ****
Sampai hari ini ditengah-t engah kita masih saja terjadi sesama umat Islam saling menghujat, saling menyesatka n dan saling mengkafirk an.
Bahkan ironisnya yang sesat dianggap perbedaan biasa, yang perbedaan biasa dianggap sesat. Terbolak balik.
Hal ini kalau dibiarkan akan menjadi bibit permusuhan dan perpecahan .
Jadi jangan mimpi kita bisa bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling mengkafirk an. Jangan mimpi kalau kita bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling menyesatka n. Mustahil kita bisa bersaudara kalau antara kita satu sama lainnya saling menghujat, saling menyesatka n, saling mengkafirk an. Ini musibah bagi umat Islam. Innalillah i wa inailahi roji'un.
Kenapa saya prihatin dengan kehadiran buku ini. Kalau kita buka pada bab yang ketigabela s yaitu bab yang terakhir. Disini penulis menyebutka n firqoh-fir qoh sesat dan menyesatka n. Yang nomor delapan disebutkan Asy'ariah. Yang nomor sembilan disebut Maturidiya h. Kemudian yang nomor empat belas atau yang nomor tiga belas Shufiyah, ahli tasawuf. Yang nomor empat belas Jama'ah Tabligh. Yang nomor lima belas Ikhwanul Muslimin. Yang nomor tujuh belas Hizbut Tahrir. dan nomor dua puluh tujuhnya Jaringan Islam Liberal.
Jadi Asy'ariyah , Maturidiya h, ini yang merupakan representa tif, mewakili Ahlussunna h wal Jama'ah dimasukkan dalam satu kelompok dengan kalangan liberal yang notabene sesat menyesatka n.
Bahkan dengan mudahnya dia katakan Jama'ah Tabligh dan Ikhwanul Muslimin juga masuk firqoh sesat. Apakah yang semacam ini tidak memecah belah umat ?
Jadi kalau penulis ini ingin menyebarlu askan pahamnya, silahkan itu urusan dia. Kalau dia meyakini akidah yang dipercayai nya merupakan aqidah yang benar, ttu urusan dia. Kalau dia merasa pendapatny a adalah pendapat yang paling benar, itu urusan dia. Tapi kalau dia mengkafirk an kelompok-k elompok umat Islam dari saudara-sa udara kaum musliminny a dia tidak punya hak.
Buku-buku semacam ini memecah belah umat. Kalau pengarang ini merasa bahwa Wahhabi adalah ajaran yang paling benar, silahkan. Dia menamakan dirinya pengikut Salafi atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama istilah Wahhabi. Kalau dia merasa Salafi Wahhabi paling benar, hak dia. Kalau dia merasa paling suci, hak dia. Kalau dia merasa paling lurus, hak dia. Tapi dia tidak punya hak untuk sesat menyesatka n, kafir mengkafirk an sesama umat Islam.
1000 tahun lebih yang disebut Ahlussunna h itu adalah Asy'ari dan Maturidi. Wahhabi tidak masuk daftar. Baru muncul belakangan , sudah ingin sesat menyesatka n umat Islam yang tidak sepakat dengan mereka. Innalillah i wainailahi rojiun.
Anda perlu ketahui kalau kelompok Wahabi merasa akidah yang diajarkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal yang terbaik, itu hak mereka. Tapi mereka harus tahu bahwa ulama-ulam a dari Mazhab Syafi'i dan Maliki, mayoritas mereka mengikuti akidah Asy'ariah dan ulama-ulam a dari mazhab Hanafi, mayoritas mereka mengikuti akidah Maturidiah .
Jadi kalau mereka mengkafirk an atau menyesatka n Asy'ariah dan Maturidiah berarti ulama-ulam a yang jumlahnya ratusan ribu bahkan juta'an orang semenjak mazhab-maz hab itu lahir sampai saat ini berarti ulama-ulam a mazhab Syafi'i , Mazhab Maliki, Mazhab Hanafi semuanya sesat, kafir. Innalillah i wainnailah i roji'un.
Tidak boleh begitu. Kita ingin berikan nasehat kepada penulis buku ini atau yang menerbitka nnya atau yang mendukung daripada penyebarlu asannya. Ittaqullah , takutlah kepada Allah.
Jangan sembaranga n mengkafirk an saudara-sa udaramu. Tidak boleh kita sembaranga n mengkafirk an Ahli Kiblat. tidak boleh saudara, kita hanya boleh mengkafirk an yang sudah nyata-nyat a kafir.
***** akhir kutipan *****
Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Syiah
***** awal kutipan *****
Pandangan Anda tentang Syiah di Indonesia?
Kalau yang saya lihat selama ini, hubungan saya baik dengan kawan-kawa n Syiah di Indonesia. Apa yang saya sampaikan ke Anda sekarang ini juga sudah saya sampaikan kepada mereka. Contohnya kepada Ustad Hassan Daliel, saya katakan, “Bib (habib—red ), kenapa kita bisa jalan bareng? Karena saya belum pernah mendengar Anda mencaci-ma ki sahabat. Nah, ini perlu dijaga. Yang saya dengar kritik antum juga sopan. Tapi kalau suatu saat saya mengkafirk an Anda dan Anda maki-maki sahabat, kita bisa musuhan.” Ini sebagai gambaran umum dari apa yang saya terima dari Ustadz Hassan Daliel, Ustadz Othman Shihab, Ustadz Agus Abubakar, Ustadz Husein Shahab, Ustadz Zein Alhadi, dan banyak lagi ustadz-ust adz Syiah yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. Saya belum pernah mendengar ungkapan jelek dari mulut-mulu t mereka. Yang saya tahu mereka adil, berilmu, berakal, dan beradab. Mudah-muda han hubungan ini bisa dipertahan kan. Bahkan bukan hanya itu, saya berharap orang-oran g seperti mereka mampu tampil ke depan mendorong orang-oran g Syiah yang di bawah atau junior-jun ior mereka agar tidak mencaci-ma ki sahabat nabi. Sebab, ada satu saja Syiah yang mencaci-ma ki sahabat, nanti orang-oran g Sunni yang tidak paham akan menggenera lisasi bahwa Syiah memang seperti itu. Orang awam kan mudah menggenera lisasi. Iran dikenal sebagai negara yang paling banyak membantu perjuangan Hamas dan rakyat Palestina yang notabene Sunni.
Apakah kenyataan ini tidak bisa dijadikan momentum persatuan Sunni-Syia h?
Iya, betul itu. Itu hal yang saya sangat catat. Waktu saya ke Iran kemarin, Khaled Mishal (Ketua Depatemen Politik Hamas—red) baru saja pulang dari Iran, tempat yang sama dengan yang kita datangi.
Jadi, hubungan Hamas dan Hizbullah yang saling topang dan bantu seharusnya menjadi potret bagi persatuan umat. Mereka tetap pada pendapatny a masing-mas ing. Tapi pada saat mempunyai musuh bersama yang bernama Israel dan Amerika, kekafiran dan kezaliman, Hamas-Hizb ullah bisa duduk dan jalan bersama. Kita juga bisa melihat hubungan erat antara Hasan Nasrullah (Sekjen Hizbullah— red) yang Syiah dengan Fathi Yakan (tokoh Ikhwanul Muslimin di Lebanon) yang Sunni. Bahkan Nasrullah ngomong secara terbuka bahwa Fathi Yakan-lah yang pantas menggantik an Siniora. Inilah potret positif yang luar biasa di zaman modern ini.
Di sisi lain, kita juga sedih bagaimana Syiah dan Sunni di Irak begitu gampang diadu domba. Ini jelas permainan pihak ketiga. Dia (pihak ketiga—red ) meledakkan mesjid Syiah dan menuding Sunni, dan kemudian meledakkan mesjid Sunni dan menuding Syiah.
Saya berharap kita bisa mengembang kan potret Sunni-Syia h yang pertama. Potret yang kedua harus dihentikan segera. Sekarang di mana-mana semakin transparan adu dombanya, seperti di Irak dan Pakistan. Karena Syiah di Indonesia tidak besar, maka (adu domba itu—red) belum terasa. Tapi di beberapa tempat adu-domba ini jelas berhasil.
Syiah bukan barang baru di Indonesia. Menurut Sejarahwan , Syiah datang dari Gujarat dan Persia. Setidaknya budaya Persia cukup dikenal dalam tradisi keberagama an di Indonesia. Apakah ini bisa jadi salah satu faktor pemersatu Sunni-Syia h?
Iya, itu bisa jadi faktor. Tapi, tetap faktor utamanya adalah masalah jiwa besar dan akhlak yang baik. Orang Syiah yang berilmu dan berakhlak tidak akan mungkin dari mulutnya keluar caci-maki kepada umat lain. Tidak ada. Saya kenal ulama-ulam a Syiah yang berakhlak dan berilmu. Tidak ada keluar kata-kata kotor dari mulut mereka. Jadi, bila ada aktivis-ak tivis Syiah yang mengeluark an kata-kata kotor tentang sahabat, saya jadi heran, mereka itu ngikutin siapa?
Jadi, semua kembali ke hati, yang gambaranny a bisa dilihat dari mulut. Bila mulutnya sudah penuh umpatan dan caci-maki, pasti hatinya sudah jelek. Kalau hatinya baik, dia bisa menghargai orang. Dia bisa mengetahui dan menahan ucapannya yang bisa menyinggun g saudaranya . Bila ingin menyampaik an kebenaran, ia menyampaik annya dengan santun. Bahkan bila kita berhadapan dengan orang kafir, meski mungkin hatinya mencaci-ma ki Islam, yang menyampaik an kritiknya dengan sopan, kita mesti menjawabny a. Nabi dulu juga berdialog dengan orang musyrik, kafir, Nasrani, dan Yahudi. Itu contoh bagi kita.
Bagaimana dengan fatwa MUI yang menyesatka n Syiah?
Yang perlu disadari betul oleh Syiah adalah bahwa Ahlusunah punya sikap tegas soal sahabat. Bagi Sunni, siapa pun yang mencaci-ma ki dan apalagi mengkafirk an sahabat akan dikatakan sesat. Ini kunci.
Oleh karena itu, untuk mengambil jalan tengah, Syiah harus menahan diri dari mencaci-ma ki dan mengkafirk an sahabat. Ajaklah Sunni berdialog, seperti yang dilakukan kelompok Zaidiyah yang masih bagian dari Syiah. Kenapa Sunni dan Zaidiyah bisa akrab? Bahkan, kitab-kita b Zaidiyah, seperti Subulus Salâm dan Naylul Awthâr, dipakai di pondok-pon dok (pesantren —red) Sunni.
Jadi, yang dikafirkan MUI tanpa ragu-ragu adalah Syiah yang mengkafirk an sahabat, yang meyakini al-Quran berubah, atau yang menganggap Ali lebih afdhal daripada Muhammad. Sekarang tinggal Syiah Indonesia introspeks i diri, apakah mereka masuk ke dalam ciri-ciri yang disesatkan MUI? Kalau tidak masuk dalam kelompok tersebut, tidak perlu gerah dengan fatwa itu. Saya sendiri lebih suka MUI membuka dialog. Hendaknya MUI mengundang tokoh-toko h Syiah Indonesia untuk klarifikas i seperti apakah Syiah mereka itu.
Sekali lagi, saya berpendapa t, kita tidak bisa mengeneral isasi Syiah. Sebab, Syiah itu macam-maca m: ada yang moderat, konservati f, ekstrem, dan bahkan ada yang kafir. Bahkan, Muhammad Jawad Mughniyah (ulama Syiah Lebanon—re d) dalam al-Fiqhu ‘ala al-Mazhâhi b al-Khamsah mengatakan bahwa Syiah ghulat adalah kafir. Katanya, gara-gara ghulat, kami, Syiah Ja’fariyah , yang moderat jadi tertuduh. Waktu di Qum, saya melihat aparat menggerebe k majelis Syiah Alawiyah, yang menuhankan Ali. Artinya, yang mengkafirk an Syiah ghulat bukan hanya MUI, bahkan ulama Syiah pun mengkafirk annya. Jadi kita perlu memahami konteks fatwa MUI tersebut.
Bagaimana relasi dengan kelompok Islam lain yang anti-tradi si?
Saya bergaul dengan berbagai macam kelompok. Dengan Ustad Abubakar Baasyir, saya sudah seperti keluarga. Saya anggap dia itu orang tua dan kawan. Meskipun orang tahu bahwa kita berdua punya pandangan yang berbeda tentang tradisi. Beliau orang yang arif. Beliau tetap punya pendapat dan dalil tetapi tidak menyerang kita. Saya bisa duduk dan diskusi bersama. Ada urusan umat yang lebih besar daripada sekedar kebolehan dan keharaman tahlil. Ada prioritas.
Kadang-kad ang kita juga bicara tentang persoalan furu’, tetapi sifatnya ringan saja. Misalnya, waktu sama-sama di Lapas Salemba, kita sempat bicara tentang qunut subuh. Saya qunut karena ikut mazhab Syafi’i. Beliau tidak pakai qunut. Suatu kali beliau bilang dapat dalil bahwa Ibnu Abbas juga pakai qunut. Artinya, beliau juga mengkaji tetapi pembicaraa nnya ringan dan tetap saling menghormat i.
Kenapa bisa demikian? Karena kita bisa berjiwa besar dan berlapang dada. Kalau mereka tidak menyerang kita, kita juga tidak boleh menyerang mereka. Kalau sekedar kritik dengan ilmu dan adab, ya…boleh saja dan itu juga perlu dijawab dengan cara yang serupa.
Tidak bisa kita identikkan tegas dengan ekstrem sehingga membenci segala macam tradisi. Kalau Salafi mengkritik dengan baik-baik, kita juga akan menjawabny a dengan baik-baik. Tapi, kalau ada orang-oran g yang mudah memusyrikk an dan mengkafirk an orang-oran g yang tawasul dan tabaruk, maka sesungguhn ya mereka tidak bisa membedakan antara kemungkara n yang disepakati , yang memang harus dilawan dengan tegas, dan bagian-bag ian yang tidak disepakati perihal mungkar tidaknya. Ini adalah persoalan khilafiyah . Sikap terhadapny a berbeda.
***** akhir kutipan *****
Kami (penulis) hanya menyampaik an dan mengingatk an bahwa kaum Syiah, khususnya mereka yang membenci para Sahabat dan kaum Wahhabi yang mengikuti pemahaman Muhummad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyyah adalah sama – sama korban hasutan atau korban ghazwul fikri dari kaum Zionis Yahudi.
Tragedi di Darul Hadits Dammaj Yaman adalah contoh nyata akibat hasutan atau ghazwul fikri yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi
Majalah Dakwah Islam “Cahaya Nabawiy” Edisi no 101, Januari 2012 memuat topik utama berjudul “SYIAH-WAH ABI: Dua seteru abadi” ,
Berikut sedikit kutipannya ,
**** awal kutipan ****
“Sebenarny a ada fakta lain yang luput dari pemberitaa n media dalam tragedi itu. Peristiwa itu bermula dari tertangkap nya mata-mata utusan Darul Hadits oleh orang-oran g suku Hutsi yang menganut Syiah. Selama beberapa lama Darul Hadits memang mengirim mata-mata untuk mengamati kesaharian warga Syiah. Suku Hutsi merasa kehormatan mereka terusik dengan keberadaan mata-mat ini. Kehormatan adalah masalah besar bagi suku-suku di Jazirah Arab. Tak ayal, suku Hutsi pun menyerbu Darul Hadits sebagai ungkapan amarah mereka. Selama beberapa hari Darul Hadits dikepung orang-oran g Hutsi yang kebanyakan tergabung dalam milisi pemberonta k““Dua warga Indonesia tewas dalam baku tembak, sementara yang lainnya bersembuny i di kampus. Anehnya, meskipun beberapa kali dibujuk , para mahasiswa tetap tak mau dievakuasi pihak kedutaan. Mereka berdalih bahwa diri mereka sedang berjihad melawan musuh. Doktrin yang ditanamkan kepada mahasiswa Darul Hadits cukup, sangar yakni, “Jihad terhadap syiah rafidah al-Houtsi"
***** akhir kutipan *****
Ironis sekali , kedua sekte masing-mas ing merasa berjihad dan memerangi sesama manusia yang telah bersyahada t.
Begitupula dengan yang disampaika n oleh ulama-ulam a abad 12 Hijriah sebagai berikut
Ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, menuliskan sebagai berikut: Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahn ya dengan bantahan yang baik berdasarka n ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-had its Nabi shallallah u alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahanny a dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamat kan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-oran g yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangn ya, dan membantahn ya, lalu ia tidak mampu membunuhny a secara terang-ter angan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatny a yang mengkafirk an dan menghalalk an membunuh orang yang menyelisih inya.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah, hal. 275). “
Ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut: “Keteranga n tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaiman a terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-oran g musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalk an membunuh Ahlussunna h dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar , juz 4, hal. 262).
Ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalai n sebagai berikut: “Ayat ini turun mengenai orang-oran g Khawarij, yaitu mereka yang mendistors i penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalk an darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaiman a yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah , mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-oran g pendusta.” (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalai n, juz 3, hal. 307).
Begitu pula dapat kita ketahui dari informasi yang disampaika n dalam tulisan pada http:// www.aswaja- nu.com/ 2010/01/ dialog-syai kh-al-syan qithi-vs-w ahhabi_20. html atau padahttp:// www.faceboo k.com/ photo.php?f bid=220630 637981571& set=a.2206 3051131491 7.56251.10 0001039095 629
Dari kekejaman mereka telah menjelaska n bahwa mereka bukanlah mengikuti Salaf yang sholeh karena mereka bertentang an dengan sabda Rasulullah shallallah u alaihi wasallam yang artinya, “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhny a adalah kekufuran” . (HR Muslim 97)
Kaum Zionis Yahudi ”mengarahk an” kaum Syiah yang membenci para Sahabat, sebagai "musuh" bagi kaum Zionis Yahudi dengan tujuan sebagai alasan untuk membunuh kaum muslim.
Kaum Zionis Yahudi ”mengarahk an ” kaum wahhabi sebagai "sahabat" bagi kaum Zionis Yahudi dengan tujuan untuk melancarka n atau tidak menghalang i kaum Zionis Yahudi untuk membunuh kaum muslim.
Amerika yang merupakan sosok representa tif dari kaum Zionis Yahudi, sebagaiman a sutradara film Holywood, membutuhka n sosok "musuh" dan "sahabat" untuk mencitraka n diri mereka sebagai hero, pahlawan bagi manusia di muka bumi. Istilah orang periklanan , "nggak ada loe nggak rame".
Pengarahan , pengaturan atau "Getting things done through other people" yang dilakukan oleh Amerika bertujuan untuk melaksacan akan cita-cita mereka yang dinamakan "The New World Order", NWO, tatanan dunia baru. Dunia dalam tatanan atau pengaturan Amerika yang dibelakang nya kaum Zionis Yahudi, sebagai pemimpin manusia di muka bumi.
Dengan penguasaan mereka dalam militer, farmasi dan bidang-bid ang lainnya, mereka merasa berhak menentukan mana manusia yang berhak hidup maupun mati. Hal ini telah mereka perlihatka n ketika mereka melenyapka n ras suku Indian dari benua Amerika. Ditengarai Amerika melakukan pemusnahan masal dan perang biologi melalui penyebaran kuman-kuma n dan penyakit-p enyakit terhadap penduduk asli, suku Indian.
Beberapa data yang tertuang dalam The Atlas of the North American Indian, and the Conspiracy of Pontiac and the Indian War after the Conquest of Canada, menunjukka n bahwaJende ral Amherts, telah “menyetujui” pendistrib usian selimut dan sapu tangan yang telah terkontami nasi bibit cacar untuk digunakan sebagai alat perang wabah penyakit terhadap Indian Amerika. Bahkan ada bukti tertulis berupa surat yang ditulis sendiri oleh Jeffrey Amherst. Dalam suratnya kepada Kolonel Henry Bouquet, Komandan angkatan bersenjata Inggris, Jenderal Amherts bertanya : “Tidak bisakah diatur suatu cara bagi pengiriman bibit campak kepada suku-suku Indian yang tidak menyenangk an itu? Dalam hal ini kita harus menggunaka n berbagai strategi untuk dapat mengurangi jumlah mereka.” Bouquet menjawab, "Saya akan mencoba untuk menularkan penyakit tersebut kepada mereka melalui selimut-se limut yang akan jatuh ke tangan mereka dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak ikut tertular.” .
Bagi kaum Zionis, manusia yang paling pandai atau paling unggul adalah Tuhan dan berhak memimpin serta mengatur kehidupan seluruh manusia di muka bumi. Bagi mereka Tuhan kaum beragama hanyalah persepsi akal manusia belaka. Naudzubill ah min zalik.
Penguasa negeri kaum Wahhabi, kaum beragama yakni penguasa kerajaan dinasti Saudi pada hakikatnya membantu secara tidak langsung Amerika yang dibelakang nya kaum Zionis Yahudi untuk membeli peluru-pel uru untuk membunuh kaum muslim diperbagai belahan dunia. Bantuan tersebut didapati dari hasil pertambang an negara pemerintah an kerajaan dinasti Saudi. Bantuan-ba ntuan lainnya diperoleh Amerika dari penguasa-p enguasa negeri yang muslim lainnya seperti dari penguasa negara kita sendiri yang diperoleh dari hasil tambang minyak bumi dan tamban-tam bang lain seperti di freeport dll.
Salah satu tanda akhir zaman adalah sebagaiman a yang disampaika n hadits berikut
Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: “Pada satu ketika dibawa ke hadapan Rasulullah Shallallah u ‘Alaihi wa Sallam sepotong emas. Emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dibawa oleh Bani Sulaim dari pertambang an mereka. Maka sahabat berkata: “Hai Rasulullah ! Emas ini adalah hasil dari tambang kita”. Lalu Nabi Shallallah u ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Nanti kamu akan dapati banyak tambang-ta mbang, dan yang akan menguasain ya adalah orang-oran g jahat. (HR. Baihaqi)
Diriwayatk an hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai. ” (HR Muslim)
Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Kamu akan melihat orang-oran g mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya). ” (HR Bukhari 5552) (HR Muslim 4685)
Ketika kaum muslim di suatu negara diperangi oleh kaum Zionis Yahudi maka sebaiknya semua penguasa negeri yang mengaku muslim merasakan sebagai keadaan perang juga sehingga dapat menghentik an segala bentuk kerjasama yang dapat memberikan kekuatan finansial bagi kaum Zionis Yahudi.
Kaum Zionis Yahudi “mengarahk an” Osama bin Laden dengan peristiwa WTC 11 September menjadikan alasan bagi kaum Zionis Yahudi untuk melakukan penyeranga n dan penjajahan terselubun g terhadap Irak, Afghanista n dll dengan alasan menumpas terorisme dan dengan alasan tersebut mereka dapat membunuh kaum muslim di Irak dan Afghanista n baik dengan tangan mereka langsung atau melalui tangan kaum muslim yang berselisih yang pada hakikatnya karena termakan hasutan kaum Zionis Yahudi.
Kaum Zionis Yahudi diduga ‘’mengarah kan” tragedi bom bali, menjadikan alasan untuk membentuk densus 88 (rakyat Indonesia) sehingga mereka melakukan pembunuhan terhadap beberapa orang muslim (rakyat Indonesia) tanpa memandang hak-hak mereka dengan alasan menumpas terorisme.
Begitupula tragedi di Somalia sebagaiman a yang telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/08/29/ belajar-dar i-somalia/ maupun di Palestina, Irak, Afghanista n dan di Suriah pada akhir-akhi r ini pada hakikatnya adalah akibat hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi.
Jika berkeyakin an selalu diawasi/ dilihat oleh Allah Azza wa Jalla maka tentulah tidak akan membunuh manusia yang telah bersayahad at walaupun berbeda pemahamann ya.
Bahkan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam melarang untuk membunuh manusia yang baru saja bersyahada t apalagi membunuh manusia yang telah bersyahada t, muslim yang taat, taat mengerjaka n sholat, zakat, puasa, bahkan telah melaksanak an ibadah haji, mereka melaksakan kewajiban- kewajiban yang ditetapkan Allah, menjauhi hal-hal yang diharamkan -Nya, menyebarka n dakwah, mendirikan masjid, dan menegakkan syi’ar-syi ’ar-Nya
Rasulullah lalu bertanya: ‘Kenapa kamu membunuh orang yang telah mengucapka n Laa Ilaaha Illaahu? ‘ Aku menjawab, Wahai Rasulullah ! Sesungguhn ya lelaki itu mengucap demikian karena takutkan ayunan pedang. Rasulullah bertanya lagi: Sudahkah kamu membelah dadanya sehingga kamu tahu dia benar-bena r mengucapka n Kalimah Syahadat atau tidak? Rasulullah terus mengulangi pertanyaan itu kepadaku hingga menyebabka n aku berandai-a ndai bahwa aku baru masuk Islam saat itu. (HR Muslim 140)
Dia berkata, ‘Dan kami saat itu diberitahu kan peristiwa Usamah bin Zaid, yang mana ketika dia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba orang musyrik itu mengucap, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’, namun dia tetap saja membunuhny a. Maka Basyir pun mendatangi Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam untuk mengadukan dan menanyakan hal itu kepada beliau. Dia menceritak annya kepada beliau dan apa yang diperbuat oleh lelaki tadi. Maka beliau pun memanggil Usamah dan menanyainy a, ‘Kenapa kamu membunuhny a? ‘ Dia menjawab, ‘Wahai Rasulullah , dia telah melukai kaum muslimin, dia telah membunuh si fulan dan si fulan, dan dia menyebutka n sebuah nama kepadanya, dan sungguh telah menyimpan dendam terhadapny a, namun ketika dia melihat pedangku ini, dia mengucap, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’. Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bertanya lagi: ‘Apakah kamu yang telah membunuhny a? ‘ Dia menjawabny a, ‘Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Lalu apa yang hendak kamu perbuat dengan kalimat, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’, jika di hari kiamat kelak ia datang (untuk minta pertanggun g jawaban) pada hari kiamat nanti? ‘ (HR Muslim 142)
Apapun yang telah terjadi terhadap Amerika, kaum Zionis Yahudi, kaum syiah yang membenci para Sahabat ataupun kaum Wahhabi adalah dalam pengaturan Allah Azza wa Jalla. Kita kaum muslim sebaiknya menghadapi segala pengaturan Allah Azza wa Jalla dengan sikap dan perbuatan yang dicintaiNy a.
Sebaiknya jangan takut dan bersedih hati dengan pengaturan "sutradara Holywood" karena Allah Azza wa Jalla, Pencipta alam semesta Yang Maha Kuasa lagi Maha Pengatur.
Firman Allah Azza wa Jalla, Hasbunalla h wani’mal wakil , “Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-bai k tempat bersandar” (QS Ali `Imran [3]: 173)
Wassalam
Comments
Post a Comment